Meninggalnya Nabi Sulaiman Alaihis Salam
Meninggalnya Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Al-Bayan Min Qashashil Qur’an. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Senin, 12 Jumadil Awal 1447 H / 3 November 2025 M.
Kajian Tentang Meninggalnya Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam
Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam pernah memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar menganugerahkan sebuah kerajaan yang istimewa, yang tidak akan diberikan kepada siapapun setelahnya. Permohonan ini Allah abadikan dalam firman-Nya:
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَّا يَنبَغِي لِأَحَدٍ مِّن بَعْدِي ۖ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ
“Ya Rabbku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak patut dimiliki oleh seorang pun sesudahku. Sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Pemberi.” (QS. Sad [38]: 35)
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabulkan doa Nabi Sulaiman dan menundukkan untuknya jin, setan-setan, dan ifrit. Al-‘Afarit adalah bentuk jamak dari Ifrit. Mereka semua tunduk akan perintah Nabi Sulaiman, melakukan pekerjaan sesuai arahan dan perintahnya.
Pengabulan doa ini Allah firmankan dalam Surah Sad ayat 36 sampai 38:
فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيحَ تَجْرِي بِأَمْرِهِ رُخَآءً حَيْثُ أَصَابَ
“Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut perintahnya ke mana saja yang ia kehendaki,” (QS. Sad [38]: 36)
وَالشَّيَاطِينَ كُلَّ بَنَّآءٍ وَغَوَّاصٍ
“dan (Kami tundukkan pula kepadanya) setan-setan, semuanya ahli bangunan dan penyelam,” (QS. Sad [38]: 37)
وَآخَرِينَ مُقَرَّنِينَ فِي الْأَصْفَادِ
“dan setan yang lain yang terikat dalam belenggu.” (QS. Sad [38]: 38)
Ayat ini menunjukkan bahwa jin memiliki kemampuan luar biasa, seperti membuat bangunan dan menyelam lautan yang dalam.
Selain dalam Surah Sad, kekuasaan Nabi Sulaiman atas jin juga disebutkan dalam ayat-ayat lain:
Dalam Surah Al-Anbiya:
وَمِنَ الشَّيَاطِينِ مَنْ يَغُوصُونَ لَهُ وَيَعْمَلُونَ عَمَلًا دُونَ ذَٰلِكَ ۖ وَكُنَّا لَهُمْ حَافِظِينَ
“Dan di antara setan-setan ada yang menyelam (ke laut) untuknya (Sulaiman) dan mengerjakan pekerjaan selain itu. Dan Kami adalah penjaga mereka.” (QS. Al-Anbiya [21]: 82)
Dalam Surah Saba:
وَمِنَ الْجِنِّ مَن يَعْمَلُ بَيْنَ يَدَيْهِ بِإِذْنِ رَبِّهِ ۖ وَمَن يَزِغْ مِنْهُمْ عَنْ أَمْرِنَا نُذِقْهُ مِنْ عَذَابِ السَّعِيرِ
“Dan sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Rabbnya. Dan siapa di antara mereka menyimpang dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.” (QS. Saba [34]: 12)
Mereka bekerja untuk Nabi Sulaiman sesuai dengan kehendaknya, di antaranya membuat gedung-gedung yang tinggi, membuat patung-patung, membuat piring-piring besar seperti kolam, dan periuk-periuk yang tetap di atas tungku.
.يَعْمَلُونَ لَهُ مَا يَشَاءُ مِن مَّحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَّاسِيَاتٍ
“(Para jin itu) selalu bekerja untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (di atas tungku).” (QS. Saba [34]: 13)
Singgasana Ratu Balqis dan Kekuatan Ifrit
Kekuatan jin juga terlihat saat Nabi Sulaiman ingin memindahkan singgasana Ratu Balqis (Bilqis) sebelum ratu itu datang dalam keadaan menyerah.
Nabi Sulaiman berkata kepada para pemuka, sebagaimana termaktub dalam Surah An-Naml:
قَالَ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ أَيُّكُمْ يَأْتِينِي بِعَرْشِهَا قَبْلَ أَن يَأْتُونِي مُسْلِمِينَ
“Dia (Sulaiman) berkata, ‘Wahai para pemuka! Siapakah di antara kalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang menyerahkan diri?`” (QS. An-Naml [27]: 38)
Maka, salah satu jin Ifrit menyanggupi:
قَالَ عِفْرِيتٌ مِّنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَن تَقُومَ مِن مَّقَامِكَ ۖ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ
“Ifrit dari golongan jin berkata, ‘Aku akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu; dan sungguh, aku kuat melakukannya dan dapat dipercaya.`” (QS. An-Naml [27]: 39)
Pernyataan jin Ifrit ini menunjukkan kekuatan luar biasa yang dimiliki golongan jin.
Meninggalnya Nabi Sulaiman dan Pelajaran Ghaib
Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam tetap menjadikan jin dan setan berkhidmah kepada beliau dalam pekerjaan-pekerjaan yang berat hingga Allah menetapkan kematiannya. Kematian Nabi Sulaiman menjadi pelajaran berharga. Allah Subhanahu wa Ta’ala. berfirman:
فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَىٰ مَوْتِهِ إِلَّا دَابَّةُ الْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنسَأَتَهُ ۖ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَن لَّوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ
“Maka ketika Kami telah menetapkan kematian atasnya (Sulaiman), tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka ketika ia (Sulaiman) telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa sekiranya mereka mengetahui yang ghaib, tentu mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan.” (QS. Saba [34]: 14)
Kematian raja sehebat Nabi Sulaiman menunjukkan bahwa apabila Allah menghendaki, semua makhluk pasti meninggal. Tidak ada yang mengetahui kematiannya melainkan rayap (dabbah al-ardh) yang memakan tongkatnya. Nabi Sulaiman berdiri dalam waktu yang lama. Ketika tongkatnya patah dan ia tersungkur jatuh, barulah jin-jin menyadari bahwa Nabi Sulaiman telah meninggal.
Kejadian ini menyadarkan bahwa jin tidak mengetahui hal yang ghaib. Seandainya mereka mengetahui hal gaib, niscaya mereka tidak akan tetap dalam pekerjaan berat yang menghinakan itu. Hanya Allah semata yang mengetahui hal ghaib. Oleh karena itu, mencari bantuan atau bertanya kepada dukun merupakan kebodohan karena jin yang menjadi pembantu dukun pun tidak tahu hal ghaib.
Dari ayat-ayat tersebut, dapat disimpulkan tiga faedah penting:
1. Ketetapan Kematian untuk Semua Makhluk: Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan kematian bagi seluruh makhluk-Nya, tanpa ada yang tersisa. Ini adalah pelajaran yang sangat berharga dan bermanfaat bagi semua.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian…” (QS. Ali Imran [3]: 185)
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa, dan yang kekal hanyalah wajah Rabbmu yang memiliki keagungan dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman [55]: 26-27)
كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ ۚ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Segala sesuatu pasti binasa, kecuali wajah Allah. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya, dan hanya kepada-Nya dikembalikan.” (QS. Al-Qasas [28]: 88)
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَّيِّتُونَ
“Sesungguhnya engkau akan meninggal dunia dan sesungguhnya mereka akan meninggal dunia.” (QS. Az-Zumar [39]: 30)
وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّن قَبْلِكَ الْخُلْدَ ۖ أَفَإِن مِّتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ
“Dan Kami tidak menjadikan seorang manusia pun sebelum engkau kekal (di dunia); maka jika engkau meninggal, apakah mereka akan kekal?” (QS. Al-Anbiya [21]: 34)
Jibril ‘Alaihis Salam pernah berkata kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Hidup sesuka engkau, sesungguhnya engkau akan meninggal…” (HR. Al-Hakim, hadits hasan).
Kematian adalah haq, sebuah kepastian yang tidak bisa disangkal. Para Nabi, sahabat, orang kaya, orang fakir, para raja, semuanya pasti meninggal.
2. Perpisahan
“Cintailah siapapun yang engkau mau cintai, engkau akan berpisah dengannya.” (HR. Al-Hakim).
Semua manusia yang dicintai, baik istri, suami, anak, atau orang tua, pasti akan berpisah, baik karena salah satunya meninggal lebih dahulu atau meninggal pada waktu yang berbeda.
3. Pertanggungjawaban Amalan
“Beramallah sesuai dengan apa yang engkau kehendaki, sesungguhnya engkau akan berjumpa dengannya.” (HR. Al-Hakim).
Setiap perbuatan, amalan, dan aktivitas yang dilakukan akan dipertanggungjawabkan. Amalan yang baik akan mendapatkan pahala, sedangkan yang buruk akan mendapatkan azab sesuai dengan keadilan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jika anak Adam mengetahui bahwa pasti akan mati, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala. telah menetapkan kematian untuk semua, maka jangan sampai lalai.
Download MP3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Mari turut membagikan link download kajian “Meninggalnya Nabi Sulaiman” yang penuh manfaat ini ke jejaring sosial Facebook, Twitter atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pembuka pintu kebaikan bagi kita semua. Jazakumullahu Khairan.
Telegram: t.me/rodjaofficial
Facebook: facebook.com/radiorodja
Twitter: twitter.com/radiorodja
Instagram: instagram.com/radiorodja
Website: www.radiorodja.com
Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui :
Facebook: facebook.com/rodjatvofficial
Twitter: twitter.com/rodjatv
Instagram: instagram.com/rodjatv
Website: www.rodja.tv
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55756-meninggalnya-nabi-sulaiman-alaihis-salam/